Penulis
Firwanto M Isa*
Praja Muda Karana atau sering kita sebut dengan Pramuka
salah satu organisasi yang bergerak dalam bidang kepanduan dengan konsep alam
bebas, pada 14 Agustus 2016 nanti memperingati Hari Gerakan Pramuka yang ke-55,
bukan usia yang muda lagi kalau ukuran normal manusia, usia ini sangat rentan
dengan segala kesulitan karena faktor usia. Di belahan dunia lain, Pramuka yang
biasa dikenal dengan mana Scout pertama kali dikembangkan oleh Lord Baden
Powell mengembangkan cara membina kaum
muda di Inggris yang terlibat dalam kekerasan dan tindak kejahatan, beliau
menerapkan scouting secara intensif kepada 21 orang pemuda dengan berkemah di pulau
Brownsea selama 8 hari pada tahun 1907. Di Indonesia pada awalnya dikenal
istilah Kepanduan Indonesia sebelum di tetapkan sebagai Gerakan Pramuka pada 14
Agustus tahun 1961 melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 448
Tahun 1961
Gerakan Pramuka biasa dikatakan merupakan gerakan kepanduan.
Gerakan ini bisa dianggap berhasil dalam membentuk watak para generasi muda
melalui pendidikan kepanduan yang ada, dari tingkat Siaga hingga pandega. Tak
heran, banyak orang yang aktif di organisasi ini pada akhirnya menjadi orang
yang berhasil. Mengapa? Hal ini karena pramuka mengajarkan dan menanamkan
nilai-nilai kehidupan yang tidak diterima di jalur pendidikan formal (sekolah).
Secara Formal dan ideal memang hal diatas sangat melekat
dengan pramuka pada era sebelum milinium, karena pramuka mampu memberikan
pelajaran hidup yang berharga bagi para anggota, Tapi Sekarang tidak dapat
dipungkiri Gerakan Pramuka lebih cenderung dilihat sebagai organisasi dengan
kegiatan yang hanya nyanyi-nyanyi dan tepuk tangan saja untuk tingkat Anggota
Pramuka, mulai Siaga, Penggalang, Penegak sampai Pandega.
Pramuka yang masih berkutat pada kegiatan rutin yang mungkin
secara internal kepramukaan mengalami kemajuan, tidak dapat di pungkiri bahwa
kegiatan PRamuka selama ini dari tahun ke tahun menoton hanya pada Jambore
untuk tingkat Penggalang, Raimuna dan perkemahan Wirakarya untuk penegak dan
pandega. Belum ada inovasi baru untuk membuat pramuka kembali “diminati” bagi
pelajar dan pemuda untuk mengikuti pelatihan pramuka. Bahwa pendidikan
kepramukaan dianggap telah ketinggalan jaman, merosotnya mutu proses pendidikan
kepramukaan dan rendahnya jumlah Pembina yang berkualitas.
Perlu Pembaharuan Untuk itulah sudah saatnya Gerakan Pramuka
melakukan kajian mengenai usaha meningkatkan relevansi pendidikannya, utamanya
menyesuaikan materi dan metode pembelajaran yang sesuai dengan perubahan jaman
dan kebutuhan masyarakat. Usaha itu adalah upaya untuk menarik minat para anak
dan remaja agar tertarik pada pendidikan kepramukaan.
Pada akhirnya, dulu banyak orang yang bangga dengan menjadi
anggota gerakan Pramuka. Bangga memakai pakaian pramuka lengkap dengan
atribut-nya. Namun sekarang, justru banyak orang yang merasa malu memakai
pakaian pramuka lengkap. Tugas dari para Pengurus gerakan Pramuka adalah
bagaimana mengembalikan rasa bangga terhadap pramuka ini. Selamat Hari Pramuka ke-55
Tahun 2016, "Bangun Karakter Kaum Muda melalui Kegiatan yang Keren,
Gembira, dan Asyik"
* Penulis pernah menjadi anggota Pramuka dari Penggalang sampai Pandega, juga waktu mahasiswa aktiv di HMI
0 comments:
Post a Comment